• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Kelas Biologi

Tempat belajar dan sharing tentang Biologi

  • Kabar Biologi
  • Artikel
    • Fisiologi Tumbuhan
    • Biologi Molekuler
    • Biodiversitas
    • Zoologi
    • Botani
    • Mikrobiologi
    • Ekosistem
    • Biologi SMA
  • About
  • Contact

Artikel

Langkah-Langkah Sintesis Protein, Lengkap!

June 6, 2022 by admin Leave a Comment

Berikut adalah langkah-langkah sintesis protein yang harus temanBio ingat ya!

Namun sebelum itu, perlu diketahui bahwa secara garis besarnya, langkah sintesis protein terjadi melalui dua tahap. Yaitu transfer informasi genetik dari DNA ke RNA (transkripsi) dan penerjemahan informasi genetik yang terdapat pada messenger RNA (mRNA) ke dalam polipeptida (translasi).

Transkripsi dapat diartikan sebagai pencetakan mRNA oleh DNA. mRNA merupakan kode genetik atau cetakan untuk menyintesis protein. Sedangkan translasi adalah penerjemahan kode mRNA oleh tRNA, berupa urutan asam-asam amino yang dikehendaki.

mRNA membawa informasi ke riboson untuk menyintesis protein yang diperlukan. Kode-kode informasi untuk menyintesis protein yang diperlukan. Kode-kode informasi itu tercermin pada urutan dan pengulangan basa nitrogen yang teratur dalam mRNA. Aturan pencetakan RNA oleh DNA ini sebagai berikut :

a. gula yang dicetak adalah pentosa dan ribosa

b. basa nitrogen yang dicetak meliputi adenin (A), guanin (G), urasil (U), dan sitosin (C).

Yuk kita simak bagaimana langkah-langkah sintesis protein secara lengkap!

langkah sintesis protein

Langkah Sintesis Protein

Apa saja langkah yang ada di dalam proses sintesis protein?

a. Tahap Transkripsi

Mula-mula  DNA mentranskripsikan kode-kode genetik dengan membentuk mRNA. Transkripsi diawali dengan pembukaan salah satu pita molekul DNA oleh enzim helikase. Bagian pita yang membuka, selanjutnya kita sebut sebagai rantai. Pembukaan rantai DNA ini akan menghasilkan sepasang utai yang merupakan komplemennya masing-masing.

Salah satu rantai yang akan melakukan transkripsi disebut rantai komplemen atau rantai antisense. Selanjutnya, enzim RNA polimerase akan mengatalisis proses transkripsi RNA. Proses transkripsi sendiri berlangsung dalam tiga tahap, yaitu inisasi, elongasi dan terminasi.

b. Tahap Translasi

mRNA yang sudah keluar dari inti sel dan telah melalui proses splicing (penyambungan) akan bergabung dan menempel pada ribosom, di mana proses translasi berlangsung. Selain mRNA, proses translasi dibantu oleh tRNA yang berperan dalam mengikat asam amino pada salah satu ujungnya dan membawa asam-asam amino tersebut, menuju ke ribosom untuk disusun menjadi urutan nukeloida-nukleotida yang sesuai dengan cetakan yang ada pada kodon mRNA.

Tidak semua molekul tRNA identik atau sama. Kuncinya adalah bahwa setiap tRNA mempunyai antikodon yang akan membawa asam-asam amino tertentu dan sesuai dengan urutan kodon-kodon yang terdapat pada mRNA (template). tRNA yang membawa asam-asam amino tersebut, akan diterjemahkan menjadi polipeptida atau protein yang dikehendaki.

Ketika satu molekul tRNA sampai pada ribosom, ia akan memasangkan asam amino yang dibawanya untuk dipasangkan dengan kodon yang sesuai dengan kodon di mRNA, dimulai dari start kodon sampai pada kodon stop.

Jelas kan? Jangan lupakan soal sintesis protein dan materi genetik juga ya untuk lebih memahami materi ini.

Semoga bermanfaat!

Filed Under: Biologi SMA

Perbedaan DNA dan RNA – Sudah Tahu?

February 9, 2022 by admin Leave a Comment

Berikut adalah pembahasan mengenai perbedaan DNA dan RNA yang akan dibahas dari struktur dan juga fungsinya.

Pada tahun 1953 dunia ilmu pengetahuan dikejutkan dengan penemuan sebuah struktur kimia DNA oleh James Watson (Amerika) dan Francis Crick (Inggris). Diawali dengan penemuan struktur protein dengan teknik X-ray crystallography oleh Crick inilah, Watson melihat dan mengidentifikasi difraksi foto X-ray DNA yang dibuat oleh Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin tersebut sebagai double helix atau untai ganda.

perbedaan DNA dan RNA

Perbedaan DNA dan RNA

DNA (deoxyribonucleic acid) atau ADN (asam Deoksiribonukleat) adalah rantai nukleotida (polinukleotida) yang berfungsi untuk menyandi kode genetik makhluk hidup. Menyandi maksudnya di sini adalah membuat sandi berupa kode genetik.

DNA sendiri terdapat di dalam kloroplas dan mitokondria. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa DNA merupakan pembawa sebagian besar atau seluruh sifat-sifat genetik dalam kromosom.

Kita bahas struktur DNA dulu yuk!

a. Struktur DNA

Utas ganda DNA merupakan pita spiral yang saling berpilin. Bentuk heliks ganda tersusun oleh dua rantai polinukleotida yang saling berpilin pada aksis yang sama. Lalu setiap nukleotida tersusun oleh tiga komponen, yaitu gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen.

1) Gula Pentosa merupakan jenis gula yang tersusun oleh rantai karbon berjumlah 5. Pada asam nukleat terdapat dua jenis gula, yakni deoksiribosa yang terdapat pada DNA dan ribosa yang terdapat pada RNA.

2) Basa Nitrogen pada untaian nukleotida berikatan pada basa nitrogen untaian lainnya. Ikatan antarbasa nitrogen adalah ikatan hidrogen. Basa nitrogen pada DNA terdiri atas basa purin dan pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin dan Guanin, sedangkan basa pirimidinnya terdiri atas timin dan sitosin.

3) Gugus pada Fosfat merupakan kerangka dari molekul dan terdapat pada bagian luar. Gugus fosfat pada DNA dapat berjumlah satu (mono), dua (di), atau tiga (tri).

Nah, nukleosida sendiri merupakan kombinasi antara gula pentosa dengan sebuah basa nitrogen, sedangkan nukleotida terbentuk dari kombinasi antara nukleotida dengan gugus fosfat.

Bila basa purinnya Guanin (G) pasangan basa nitrogen pirimidinnya sitosin (C), dan adenin (A) akan selalu berikatan dengan timin (T). Hal tersebut menyebabkan urutan basa nitrogen untaian yang satu, menentukan urutan basa nitrogen untaian pasangannya. Keduanya saling melengkapi. Apabila untaian satu nukleotida memiliki urutan basa nitrogen GATGCACTT maka urutan basa nitrogen pasangannya adalah CTACGTGAA.

Bagaimana perbedaan DNA dan RNA? Kalau teman Bio sudah memahami bagaimana struktur DNA, yuk sekarang kita bahas bagaimana stuktur RNA agar mengetahui dimana perbedaan keduanya.

perbedaan DNA dan RNA
source : kompas.com

b. Struktur RNA

Ribose nucleic acid atau RNA dicetak oleh DNA melalui proses transkripsi. Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal atau pita ganda yang lurus dan tidak membentuk spiral. Komponen RNA terdiri atas gula ribosa, basa nitrogen, dan satu (mono), dua (di), atau tiga (tri) gugus fosfat yang akan membentuk ribonukleotida.

Basa nitrogen yang terkandung dalam RNA yaitu basa purinnya terdiri atas adenin dengan guanin (A dan G), serta basa pirin-midinnya terdiri atas sitosin dan urasil (C dan U).

Urasil adalah basa pirimidin yang khusus terdapat pada RNA. Basa ini dicetak oleh basa template pada DNA yang terdiri atas basa adenin. RNA terdiri atas dua macam, yaitu RNA genetik dan RNA nongenetik.

  1. RNA genetik hanya dimiliki oleh organisme tertentu yang tidak memiliki DNA. Misalnya virus. Fungsi RNA genetik sama dengan DNA, yaitu sebagai pewaris sifat dan mampu menyintesis protein.
  2. RNA nongenetik terdapat pada organisme yang memiliki DNA sebagai pewaris sifat. Jadi, baik DNA maupun RNA keduanya terdapat dalam sel-sel organisme. Ada tiga macam RNA nongenetik, yaitu messenger RNA (mRNA), transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosom (rRNA).

Bagaimana fungsi-fungsinya?

  • mRNA merupakan RNA terpanjang yang berbentuk pita tunggal. Fungsi mRNA adalah sebagai pola cetakan pembentuk polinukleotida atau protein. mRNA juga disebut dengan istilah kodon karena fungsinya sebagai pembawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom.
  • tRNA merupakan RNA terpendek dan berperan sebagai penerjemah kodon yang dibawa oleh mRNA. Fungsi lainnya adalah membawa asam-asam amino ke ribosom untuk disusun menjadi protein. Bagian tRNA yang dapat berhubungan dengan kodon basa nitrogen mRNA disebut antikodon.
  • rRNA merupakan RNA dengan jumlah terbanyak, hampir 80% dari seluruh jumlah RNA. Strukturnya berupa pita tunggal yang tidak bercabang dan fleksibel. rRNA diduga mempunyai fungsi menyusun ribosom dan membantu dalam proses sintesis protein.

Begitulah perbedaan DNA dan RNA. Semoga dapat dipahami yaa! Selamat belajar temanBio!

Filed Under: Biologi Molekuler

Substansi Materi Genetika : Kromosom, DNA, Gen dan Keterkaitannya

January 2, 2022 by admin Leave a Comment

Apa sih yang dimaksud dengan substansi materi genetika?

Sebelum membahas hal tersebut, mari kita renungkan sebentar yuk hal di bawah ini!

Pernahkah teman Bio berpikir kenapa setiap dari kita memiliki perbedaan? Beberapa orang memiliki rambut ikal atau lurus, memiliki warna kulit yang berbeda, memiliki warna mata yang berbeda, dan masih banyak lagi ciri khas setiap individu. Hal ini dapat terjadi karena sel yang ada dalam tubuh kita mengandung materi genetik berupa agen pembawa sifat seperti kromosom, gen, dan DNA. Materi genetik ini dapat menyimpan informasi yang mengendalikan perkembangan sifat biokimia, fisiologi, morfologi, dan sebagian tingkah laku kita. Bagaimana informasi genetik tersebut diterjemahkan oleh tubuh kita?

Pertanyaan tersebut di atas akan terjawab dengan beberapa penjelasan berikut tentang substansi materi genetika yang meliputi kromosom, DNA, gen dan keterkaitan antara ketiganya. Semuanya akan dirangkum dalam penjelasan singkat atau rangkuman materi genetika di bawah ini.

Substansi Materi Genetika (Kromosom, DNA, Gen dan Keterkaitannya)

substansi materi genetika
source : Repositori Kemendikbud

Jika kita kembali pada materi tentang sel, di dalamnya kita akan tahu bahwa terdapat nukleus dan di dalam nukleus terdapat kromosom. Di dalam kromosom terdapat pita rantai polinukleotida yang dikenal dengan DNA.

Lalu di sepanjang DNA yang merupakan pita double helix tersebut terdapat segmen yang tersusun atas beberapa polinukleotida, sebagai pembawa sifat yang disebut gen. Kromosom, DNA, dan gen merupakan kelengkapan alat (instrumen) penentu, pembawa, dan pengemas (packing), sifat yang diturunkan dari induk ke generasi berikutnya.

Mari kita bahas materi substansi genetika yang pertama, yakni kromosom.

1. Kromosom

Kromosom ini berasal dari bahasa Yunani yang disebut chromo (warna) dan soma (badan). Jadi, kromosom adalah badan atau benda-benda halus berbentuk seperti batang lurus atau bengkok yang mudah menyerap zat warna.

Komposisi substansi genetika berupa kromosom ini dapat dilihat ketika sel sedang aktif membelah, khususnya pada fase metafase dari pembelahan sel. Pada fase ini, kromosom terdiri atas benang-benang yang memendek, menebal, mudah menyerap zat warna dan tersusun teratur di bidang ekuatorial (bidang pembelahan). Kromosom yang berupa benang tipis dan panjang disebut kromatin.

Nanti kita akan bahas lebih lengkap tentang kromosom di artikel terpisah ya!

materi genetika

2. Gen

Substansi materi genetika yang disebut gen ini merupakan unit pembawa sifat yang dapat diwariskan oleh suatu organisme dari induk kepada turunannya. Gen ini sangat halus, sehingga sukar untuk diamati di bawah mikroskop cahaya.

Gen merupakan suatu bagian atau segmen DNA yang tersusun atas beberapa rantai polinukleotida. Di dalam kromosom, gen tersusun rapat di sepanjang kromonema, berada pada suatu tempat yang disebut lokus. Lokus-lokus dalam kromosom, mempunyai bentuk seperti manik-manik yang berderet lurus pada seuntai benang kromonema tersebut.

Gen ini merupakan substansi hereditas dan ia adalah satu kesatuan kimia yang memiliki sifat sebagai berikut :

  • sebagai partikel tersendiri yang terdapat di dalam kromosom
  • mengandung informasi genetik
  • dapat menduplikasi pada peristiwa meiosis maupun mitosis, artinya dapat membentuk gen yang serupa, sehingga dapat menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya.

Untuk materi lebih lengkap soal gen kita akan membahasnya di artikel selanjutnya ya.

3. DNA dan RNA

DNA atau ADN adalah rantai nukleotida yang berfungsi untuk menyandi kode genetika makhluk hidup. DNA terdapat di dalam kloroplas atau mitokondria. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa DNA merupakan pembawa sebagian besar atau seluruh sifat-sifat genetik dalam kromosom.

Struktur DNA sebagai substansi materi genetik ini cukup kompleks. Yakni merupakan pita spiral yang saling berpilin. Berbentuk heliks ganda tersusun oleh dua rantai polinukleotida yang saling berpilin pada aksis yang sama. Setiap nukleotida tersusun oleh tiga komponen yaitu gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen.

Sedangkan RNA dicetak oleh DNA melalui proses transkripsi. Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal atau pita ganda yang lurus dan tidak membentuk spiral. Komponen RNA terdiri atas gula ribosa, basa nitrogen, dan satu (mono), dua (di) atau tiga (tri) gugus fosfat yang akan membentuk ribonukleotida.

Basa nitrogen yang terkandung dalam RNA, yakni basa purinnya terdiri atas adenin dengan guanin (A dan G), serta basa piri midin-nya terdiri atas sitosin dengan urasil (C dan U).

Semoga artikel singkat tentang substansi materi genetika tersebut diatas dapat dipahami dengan baik ya! Kita akan bahas lebih lengkap setiap substansi materi genetika tersebut di artikel selanjutnya.

Filed Under: Biologi Molekuler

Mengenal Katabolisme dan Apa yang Dihasilkannya

November 5, 2021 by admin Leave a Comment

Katabolisme merupakan proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana dengan menghasilkan energi. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, penguraian zat untuk menghasilkan energi pada organisme dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut :

1. Respirasi seluler/aerob 

Proses ini menggunakan bahan berupa senyawa hidrokarbon dan memerlukan oksigen. Secara umum keseluruhan proses berlangsung sebagai berikut :

Senyawa organik + Oksigen -> Karbon dioksida + Air + Energi

2. Fermentasi atau respirasi anaerob

Merupakan proses pemecahan molekul substrat di dalam tubuh organisme tanpa oksigen.

katabolisme

Bagaimana Proses Katabolisme Protein?

Setelah tahu ada dua cara bagaimana proses katabolisme terjadi, hal tersebut juga berlaku untuk zat-zat lain. Jadi katabolisme dapat terjadi pada katabolisme protein, katabolisme karbohidrat, katabolisme lemak, dan lain sebagainya.

Mari kita bahas terlebih dahulu katabolisme lewat respirasi aerob (respirasi seluler) sebelum beranjak ke respirasi anaerob.

Respirasi Aerob (Respirasi Seluler)

Respirasi merupakan salah satu contoh katabolisme, yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Zat sumber energi dalam tubuh organisme terdiri atas zat-zat organik, seperti karbohidrat, lemak, protein, asam amino, dan lain-lain.

Dari proses kimia yang memerlukan oksigen tersebut, zat-zat organik diuraikan menjadi karbon dioksida dan air dengan membebaskan sejumlah energi. Jika zat sumber energinya adalah glukosa, reaksi kimia respirasi tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut :

C6H12O6 + 6H2O –> 6H2O + 6CO2 + ENERGI

Secara sederhana, reaksi tersebut dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu : glikolisis, siklus krebs dan transpor elektron

Yuk kita bahas satu persatu mulai dari glikolisis!

Glikolisis

Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa yang mempunyai 6 atom C menjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Proses ini berlangsung dalam sitosol (sitoplasma sel).

Dalam jalur glikolisis terdapat sepuluh proses reaksi yang dikatalisis oleh enzim tersebut. 10 proses reaksi yang berlangsung dapat dibagi menjadi dua fase. Rangkaian proses reaksi pertama sampai dengan kelima merupakan fase investasi energi dan lima proses reaksi berikutnya termasuk fase pembebasan energi yang termasuk dalam katabolisme juga.

Secara sederhana proses glikolisis adalah sebagai berikut :

  1. Pemindahan gugus fosfat dari ATP ke atom karbon nomor 6 dari glukosa dengan bantuan enzim heksokinase, sehingga terbentuk senyawa glukosa 6 fosfat. Senyawa ini memperoleh energi bebas yang dilepaskan oleh lepasnya gugus fosfat dari ATP.
  2. Glukosa 6 fosfat dikatalisis oleh enzim fosfoglukose isomerase menjadi senyawa fruktosa 6 fosfat. ATP lainnya memindahkan gugus P kedua kalinya kepada atom karbon nomor 1, dengan bantuan enzim fosfofruktokinase, sehingga dihasilkan senyawa fruktosa 1.6 bifosfat. Penambahan gugus fosfat pada senyawa fruktosa 6 fosfat berarti menambah kandungan energinya.
  3. Pemecahan secara enzimatik dari fruktosa 1.6 bifosfat menjadi 2 senyawa beratom C tiga buah dengan bantuan enzim adolase, yaitu di-hidroksiasetonfosfat dan 3-fosfogliseraldehid atau PGAL.

Proses glikolisis menghasilkan 3 senyawa penting, yaitu 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi, dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Dalam glikolisis ini, setiap molekul glukosa sebenarnya akan menghasilkan empat molekul ATP, tetapi dua molekul ATP yang terbentuk digunakan untuk beberapa reaksi kimia yang bersifat energonik.

Daur Krebs

Daur krebs melengkapi oksidasi penghasil energi dari molekul organik. Glikolisis membebaskan energi kurang dari seperempat bagian yang terkandung dalam glukosa. Sebagian besar energi masih tersimpan dalam dua molekul piruvat.

Apabila reaksi terjadi dengan ketersediaan oksigen yang cukup maka piruvat akan masuk ke dalam siklus Krebs di dalam matriks mitokondria. Sebelum masuk ke daur Krebs, piruvat diubah menjadi suatu asetil-koenzim A atau Asetil KoA melalui reaksi transisi dalam matriks yang disebut dekarboksilasi oksidatif.

Dekarboksilasi inilah yang menghubungkan antara glikolisis dengan daur krebs yang memiliki tiga tahap.

Transpor Elektron

Sistem transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transpor elektron merupakan rangkaian reaksi yang berlangsung pada krista dalam mitokondria. Reaksi ini diawali saat NADH dan FADH memberikan ion H+ dan elektron pada sistem transport.

Hipotesis transpor elektron ini dikemukakan oleh Peter Mitchell. Rangkaian reaksi transpor elektron ini sangat kompleks, tapi molekul yang berperan adalah NADH dan FAD. Selain itu molekul lain yang ikut berperan adalah oksigen, senyawa Q (Ubiquinone), enzim-enzim sitokrom b, sitokrom C, dan sitokrom a.

Semoga bahasan tentang katabolisme ini bisa dimengerti dan bermanfaat bagi temanBio ya!

Filed Under: Biologi SMA

Teori Kerja Enzim, Bagaimana Strukturnya dan Malfungsi pada Enzim

September 9, 2021 by admin 2 Comments

Seperti yang telah kita ketahui, enzim merupakan senyawa organik yang tersusun atas protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Apa itu biokatalisator? Biokatalisator adalah senyawa yang dapat membantu mengubah laju reaksi kimia tanpa ikut bereaksi.

Setelah melakukan percobaan Uji Enzim Katalase pada Esktrak Hati Ayam, tentu temanBio sudah lebih memahami bukan bagaimana cara kerja enzim? Yuk, kita sesuaikan dengan teori kerja enzim yang sudah ada.

Sebelum membahas tentang teori kerja enzim, kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang struktur enzim.

teori kerja enzim

Struktur Enzim

Berdasarkan strukturnya, enzim terdiri dari komponen yang disebut apoenzim yang berupa protein dan komponen lain yang disebut gugus prostetik yang non protein. Gugus prostetik dibedakan menjadi kofaktor dan koenzim. Gugus prostetik dibedakan menjadi kofaktor dan koenzim. Kemudian Apoenzim dan gugus prostetik yang bersatu disebut holoenzim.

Kofaktor adalah gugus prostetik yang tersusun atas molekul anorganik yang biasanya berupa ion-ion logam, seperti Cu2+, Mg2+, K+, Fe2+, atau ion logam lainnya.

Koenzim adalah gugus prostetik yang tersusun atas molekul organik non protein yang memiliki ikatan lemah dengan enzim. Koenzim mempunyai peranan yang terkait dengan sifat katalisis enzim. Umumnya koenzim berupa vitamin, seperti vitamin B1, B2, NAD+ (Nicotinamide Adenine Dinucleotide) dan FAD (Flavin Adenine Dinucleotide).

Teori Kerja Enzim

Setelah mengetahui bagaimana strukturnya, kita akan lebih mudah mengetahui bagaimana teori kerja enzim itu sendiri.

Enzim memiliki sisi yang berfungsi sebagai katalis, yang juga disebut sebagai sisi aktif. Pada sisi aktif terdapat gugus prostetik yang diduga mampu mengkatalisis reaksi. Sisi aktif ini mempunyai bentuk yang spesifik. Hanya substrat yang memiliki bentuk yang sesuai dengan sisi aktif ini dan membentuk ikatan enzim-substrat. Setelah terbentuk ikatan enzim-substrat maka akan memungkinkan terjadi reaksi katalis.

Ada dua teori kerja enzim yang menjelaskan bagaimana cara kerjanya yaitu teori kunci-gembok (lock and key hypothesis) dari Emil Fischer dan teori ketepatan induksi (induced fit) dari Daniel Koshland.

1. Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory)

Menurut teori ini, terjadinya reaksi substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif dari enzim. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif yang berperan sebagai gembok sehingga terjadi kompleks enzim-substrat.

Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula.

Berdasarkan sifat reaksinya, teori kerja enzim dibedakan menjadi tiga macam. Yaitu reaksi sintetis, reaksi reduksi, dan reaksi analisis atau degradasi.

2. Teori Kerja Enzim Ketepatan Induksi (Induced Fit Theory)

Menurut teori ini, reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif (active site) idari enzim, sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi.

Suatu enzim dapat bekerja aktif apabila bagian aktif enzim (apoenzim) berikatan dengan substrat sehingga terbentuk enzim-substrat. Setelah terbentuk zat baru, enzim akan melepaskan diri dari kompleks enzim-substrat.

Ketika kita mengetahui bagaimana teori kerja enzim, teman-teman perlu tahu juga informasi : Apa yang terjadi jika terjadi Malfungsi Enzim sehingga dapat menyebabkan Fenilketonuria?

Jadi, Fenilketonuria adalah kelainan genetika langka yang muncul sejak lahir. Kondisi ini akan menyebabkan tubuh tidak bisa mengkatalisis fenilalanin.

Fenilalanin adalah asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk membantu pembentukan protein. Jika tubuh tidak bisa memproses fenilalanin, substansi tersebut akan menumpuk dalam darah dan otak. Kadar fenilalanin yang tinggi akan menyebabkan kerusakan permanen pada otak, gangguan saraf seperti tremor atau kejang dan ukuran kepala kecil sehingga terlihat tidak wajar.

Fenilketonuria merupakan penyakit yang muncul akibat mutasi genetika. Mutasi tersebut kemudian membuat gen fenilalanin hidroksilase tidak memproduksi enzim pengurai fenilalanin dalam tubuh pengidap. Langkah utama dalam menangani kondisi ini adalah dengan menerapkan pola makan yang rendah protein. Disarankan untuk menghindari bahan makanan yang kaya protein seperti telur, produk susu, ikan serta semua jenis daging. Jenis bahan lain pun harus senantiasa dipilih dan ditakar dengan cermat, termasuk sayur dan buah (alodokter.com).

Mudah-mudahan artikel mengenai teori kerja enzim ini bermanfaat ya 🙂

 

Filed Under: Biologi SMA

  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to page 3
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 8
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Recent Posts

  • Bersama Zenius Education, Belajar Biologi Jadi Menyenangkan
  • Sumber Energi Terbarukan dan Pemanfaatannya di Era 5.0
  • Kripto yang Mengusung Misi Pengurangan Emisi Karbon, Sudah Tahu?

Recent Comments

  • lendyagassi on Bersama Zenius Education, Belajar Biologi Jadi Menyenangkan
  • Mei Daema on Bersama Zenius Education, Belajar Biologi Jadi Menyenangkan
  • Dyah on Bersama Zenius Education, Belajar Biologi Jadi Menyenangkan
  • Yoga Yuliarti on Bersama Zenius Education, Belajar Biologi Jadi Menyenangkan
  • atiq on Bersama Zenius Education, Belajar Biologi Jadi Menyenangkan

Archives

  • June 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • January 2022
  • November 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020

Categories

  • Biologi Molekuler
  • Biologi SMA
  • Ekosistem
  • Fisiologi Tumbuhan
  • Kabar Biologi
  • Uncategorized

Copyright KelasBiologi© 2022