Banyak orang sudah menantikan vaksin RNA agar kehidupan kembali berjalan dengan “normal”. Meskipun sebenarnya banyak juga yang sudah mengembalikan secara paksa kehidupannya dalam kondisi normal sebelum pandemi datang.
Sejak Maret 2020 lalu, kita sudah menghadapi serbuan virus yang menyebabkan banyak tatanan di dunia ini berubah. Seketika banyak aktivitas yang akhirnya menjadi kebiasaan baru entah sampai kapan. Bahkan saya sendiri sudah merasakan nyamannya kerja dari rumah, memberi penyuluhan dari rumah, belajar dari rumah, dan segala hal yang dilakukan dari dalam rumah. Nampaknya kebiasaan tersebut sudah terbentuk.
Namun banyak pula yang menantikan akan adanya vaksin yang dapat mengembalikan kehidupan mereka agar normal kembali. Sekolah bertatap muka, menghirup udara dengan bebas tanpa dibatasi oleh kain tipis, berkumpul bersama banyak teman tanpa khawatir, dan lain sebagainya.
Darimanakah Kandidatnya?
Berdasarkan info dari @generasibiologi Indonesia, saat ini sudah ada kandidat vaksin untuk Covid-19.
Kandidat vaksin RNA dari Pfizer dan BioNTech ini sudah melakukan uji klinis tahap ke-3. Hasilnya sebanyak 90% dari 43.538 orang berhasil tidak terinfeksi Covid-19.
Sementara kandidat vaksin dari Moderna berhasil uji klinis tahap 3 dengan efisiensi 94,5% dari 30.000 orang yang diuji.
Dari hasil uji klinis semua vaksin RNA tersebut sangat menjanjikan.
Bagaimana mekanismenya?
Mekanisme Vaksin RNA
Berikut bagaimana vaksin RNA dapat mengatasi serangan virus Covid-19
Informasi genetik yang dibawa virus yang meliputi S’Cap, S’UTR, Virus antigen, dan beberapa protein lain akan dikemas dalam bentuk Lipid-Nano-Particulate (LNP). RNA yang sudah dikemas inilah yang akan diujikan secara klinis.
Lalu vaksin mRNA yang berisi kode spike SARS-Cov-2 diinjeksikan secara intramuskular. Yaitu injeksi ke dalam otot tubuh. Injeksi ini diabsorbsi lebih cepat daripada injeksi subkutaneus karena suplai darah yang lebih besar ke otot tubuh. Sehingga vaksin akan lebih cepat tersebar melalui peredaran darah.
Lalu setelah disuntikkan ke dalam otot, vaksin akan masuk ke dalam sel. Di dalam sel akan terjadi endositosis vaksin mRNA yang akan ditranslasikan dan menjadi protein antigen.
Antigen ini ada yang didegradasi oleh proteasom dan menjadi epitop antigen. Namun ada pula antigen yang juga disekresikan ke luar sel. Sementara epitop antigen dikirimkan ke RE dan ditempelkan ke MHCI.
Melalui badan golgi, kompleks MHCI-Epitop ini akan dibawa ke permukaan sel.
Belum berhenti di situ ya. Masih ingat dengan endositosis yang disekresikan oleh sel sebelumnya? Nah, ini akan dibawa oleh endosom lalu ke lisosom. Antigen di dalamnya akan didegradasi dan diarahkan ke jalur MHC II.
Ingat ya ada dua jalur, MHCI dan MHC II. Keduanya bertujuan untuk induksi antigen spesifik dengan jenis yang berbeda. Lalu harapannya akan terjadi respon imunitas dalam tubuh.
Nah, apakah temanbio sudah siap mencoba teknologi vaksin RNA?
Sambil menunggu vaksin RNA mana yang bisa diinjeksikan secara menyeluruh kepada masyarakat, khususnya Indonesia, tanpa efek samping dan bahaya apapun. Yuk berdoa agar pandemi segera berakhir.
DailyRella says
Saya juga abis baca-baca tentang vaksin yang cocok buat orang Asma, ternyata cocoknya yang jenis mRNA. Mereknya antara Pfizer atau Moderna. Tapi di manalah di sini nyari vaksin itu :))
Eni Martini says
Lokasi di mana? Kemarin dapat info buat vaksin Pfizer ada di Citos atau Cilandak Town Square, coba deh browsing. Moga masih ada kuotanya, soalnya temen baru kemarin vaksin Pfizer di sana