Kingdom Plantae adalah salah satu kelompok makhluk hidup dengan jumlah divisi melimpah. Salah satunya yang mungkin pernah teman Bio temui adalah tumbuhan paku (pteridophyta). Pteridophyta sendiri juga dianggap sebagai tracheophyta (tumbuhan berpembuluh) dan kormophyta (memiliki akar, batang dan daun sejati).
Kendati paku-pakuan ini adalah kelompok tumbuhan yang memiliki pembuluh sejati, mereka rupanya tak bisa menghasilkan biji saat berkembang biak. Dalam proses pengembang biakan, tanaman paku sama seperti lumut dan fungsi yakni melepaskan spora agar benih tersebar.
Ciri-Ciri Tumbuhan Paku
Biasanya untuk menentukan apakah tanaman itu paku-pakuan atau tidak, bisa diamati dari bagian batang yang sangat pendek atau berada di dalam tanah, sehingga hampir-hampir tak punya. Selain itu, daun tumbuhan paku biasanya melingkar dan menggulung saat masih muda. Nah supaya teman Bio tak salah paham, inilah ciri-ciri tanaman yang dimaksud :
- Terdapat berkas pembuluh angkut berupa xylem dan floem pada bagian akar, batang dan daun paku-pakuan
- Biasanya tanaman paku-pakuan hidup di kawasan basah, tempat lembab hingga menempel di tanaman lain (epifit) atau tumbuh di sisa tumbuhan serta sampah (saprofit)
- Daun pada tanaman paku terbagi atas sporofil (penghasil spora) dan tropofil (untuk fotosintesis). Di bawah permukaan daun terdapat sorus yang di dalamnya ada banyak sporangium (kotak spora)
- Tumbuhan paku tidak berbunga
Klasifikasi dalam Tumbuhan Paku-Pakuan
Selama hidupnya, tumbuhan paku-pakuan mengalami dua fase yakni sporofit dan gametofit. Seperti namanya, fase sporofit artinya paku-pakuan menghasilkan spora yang kemudian tumbuh jadi protalium. Protalium yang jadi awal dari fase gametofit ini kemudian membentuk anteridium (alat kelamin jantan) dan arkegonium (alat kelamin betina).
Reproduksi paku-pakuan bisa terjadi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang memproduksi gemma (tunas). Hingga sejauh ini, tanaman paku-pakuan mempunyai lebih dari 12 ribu spesies. Supaya teman Bio makin paham, berikut ulasannya:
Psilopsida (Paku Purba)
Dibandingkan subdivisi lainnya, psilopsida adalah jenis paku-pakuan yang sederhana. Biasanya spesies ini tumbuh di kawasan subtropis/tropis dan memiliki mikrofil pada daun, serta batang berklorofil. Seperti namanya, psilopsida adalah tumbuhan berpembuluh paling primitif dan belum punya struktur akar (masih rhizome), serta pembuluh angkut.
Sphenopsida (Paku Ekor Kuda)
Seringkali ditemukan di tepian sungai yang lembab atau negara-negara subtropis bagian utara, sphenopsida disebutkan cuma terdiri dari 25 spesies saja. Dengan tinggi mencapai 1 sampai 4,5 meter, sphenopsida mempunyai batang berongga dan beruas-ruas.
Lycopsida (Paku Kawat/Rambut)
Lantaran punya dedaunan yang sangat kecil, lycopsida sering disebut sebagai paku kawat. Paku kawat menghasilkan dua jenis spora yakni mikrospora dan makrospora. Meskipun bisa menempel di kulit pohon, lycopsida tak bersifat parasit.
Pteropsida (Paku Sejati)
Paku-pakuan di divisi ini sering disebut sebagai tanaman pakis dan dapat hidup di wilayah tropis serta subtropis. Dibandingkan subdivisi paku lain, paku sejati punya daun lebih lebar. Kelompok paku sejati bersifat homospora atau isospora. Kotak spora paku sejati ada di dalam sporofil.
Manfaat dari Tumbuhan Paku
Dengan jumlahnya yang sangat beragam, paku-pakuan pun menjadi salah satu tumbuhan yang sangat bermanfaat. Contohnya seperti bambu air (equisetum hyemale) yang bisa digunakan sebagai tanaman hiasan dan bahan obat-obatan. Lalu ada suplir yang dapat dimanfaatkan untuk mempercantik ruangan.
Kemudian ada sejumlah paku-pakuan sebagai obat herbal seperti semanggi air (marsilea crenata), paku sarang burung (aspleniu nidus l) dan paku tanduk rusa (paltycerium bifurcatum). Bagaimana teman Bio? Sangat menarik sekali bukan mempelajari paku-pakuan ini? Jadi yuk kita lestarikan.