Enzim adalah sejenis protein yang berperan sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksi biologi dan kimiawi di dalam tubuh. Bagaimana mekanisme kerja enzim? Yuk simak dulu artikel berikut ya teman bio!
Kita ketahui bahwa berkat bantuan enzim, seluruh reaksi yang terjadi di dalam sel bisa berlangsung lebih cepat tanpa ikut bereaksi dengan substrat. Supaya Teman Bio makin paham dengan enzim, berikut penjelasan lengkapnya.
Komponen dan Sifat Enzim
Ada dua komponen utama yang menyusun enzim yakni apoenzim yang berupa protein, dan gugus prostetik yang non-protein. Berikut beda kedua komponen tersebut:
- Apoenzim: Merupakan komponen enzim yang paling dominan dan tidak tahan panas (termolabil). Karena sifatnya yang labil itu, apoenzim mudah terpengaruh oleh perubahan suhu serta PH. Bagian protein ini berperan dalam menentukan kemampuan enzim.
- Gugus Prostetik: Terdiri dari ion anorganik (kofaktor) dan ion organik kompleks (koenzim). Kofaktor berperan sebagai katalis agar kinerja enzim meningkat, seperti ion klor (Cl) dan kalsium (Ca) pada enzim ptialin. Sementara koenzim bertugas memindahkan zat kimia dari satu enzim ke enzim lainnya.
Kedua komponen itu akhirnya menciptakan sifat enzim yang memang bekerja secara spesifik karena memang satu jenis enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu. Dalam proses metabolisme, enzim yang dibutuhkan hanyalah sedikit karena dapat bekerja secara bolak-balik.
Mekanisme Kerja Enzim
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, enzim bekerja dalam metabolisme lewat cara meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi. Supaya Teman Bio makin paham, berikut dua teori cara kerja enzim:
1. Teori Gembok dan Kunci
Seperti namanya, lewat teori ini enzim dianggap sebagai gembok sementara substrat adalah kunci. Selayaknya gembok dan kunci, substrat dapat terikat dengan sisi aktif enzim. Lewat teori ini menegaskan bahwa enzim bekerja secara spesifik dan bentuknya yang khusus itu hanya sesuai dengan satu jenis substrat.
2. Teori Ketepatan Induksi
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ketepatan induksi atau Induced Fit Theory menegaskan bahwa sisi aktif enzim justru bersifat cukup fleksibel. Sehingga karena hal itu, ikatan yang terjadi antara enzim dan substrat bisa berubah lantaran enzim menyesuaikan diri dengan substrat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mekanisme Kerja Enzim
Dalam prosesnya, kinerja enzim juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti apa saja? Berikut ulasannya:
- Suhu: Semakin tinggi suhu yang terjadi, laju reaksi bakal makin cepat pula. Sebaliknya ketika suhu jadi rendah, laju reaksinya juga bakal ikut melambat. Namun Anda harus ingat bahwa komponen utama dalam enzim adalah apoenzim yang sangat tidak tahan panas. Enzim bekerja optimal di suhu 37°C dan mengalami denaturasi di suhu lebih dari 60°C.
- pH: Tingkat pH rupanya ikut mempengaruhi sisi aktif enzim dalam upaya mengikat substrat. Contohnya seperti enzim ptialin dan maltase yang sama-sama bekerja di pH 7 (netral). Lalu ada enzim pepsin yang justru bekerja di pH 2-6 (asam), atau enzim tripsin di pH 8 (basa)
- Konsentrasi Enzim: Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksinya juga makin meningkat. Saat enzim sudah dalam keadaan konstan, maka semua substrat telah terikat
- Pengaruh Zat: Ada sejumlah zat yang bisa memacu dan memperlambat kinerja enzim. Seperti ion kobalt, mangan, nikel, magnesium, klorin, garam dan logam alkali tanah sebagai zat pemacu (aktivator). Sedangkan zat-zat penghambat (inhibitor) dibedakan lagi jadi kompetitif dan non kompetitif
Lantaran memiliki peran yang sangat penting dalam proses metabolisme dan berpengaruh ke kehidupan organisme, keberadaan enzim tentunya sangat penting bagi tubuh. Enzim yang bekerja maksimal jelas akan membuat tubuh makhluk hidup jadi optimal.
Sumber:
https://blog.ruangguru.com/apa-saja-komponen-enzim
https://www.gurupendidikan.co.id/metabolisme-sel/
Baca juga artikel sebelumnya
Leave a Reply