Apa itu gametogenesis? Jadi gametogenesis ini adalah proses pembentukan sel gamet, baik gamet jantan maupun betina. Pembelahan sel pada gametogenesis terjadi secara meiosis. Lalu setelah meiosis, terjadi pematangan sel untuk menjadi sel gamet sesuai spesies makhluk hidup.
Pembentukan ovum atau oogenesis sendiri berlangsung di dalam ovarium, sedangkan pembentukan spermatozoa atau spermatogenesis adalah di dalam testis.
Pada peristiwa oogenesis dihasilkan 4 sel anak. Satu sel akan menjadi sel telur fungsional, sedangkan tiga lainnya berukuran lebih kecil karena mengandung sedikit sitoplasma, menempel pada salah satu kutub dari sel telur sehingga sering disebut sel kutub atau polosit. Sebagai informasi bahwa sel kutub tidak mampu melanjutkan kehidupan.
Pada peristiwa spermatogenesis, dihasilkan 4 sel jantan yang fungsional. Sel kelamin jantan (sperma) maupun sel kelamin betina (ovum) masing-masing mengandung seperangkat kromosom atau haploid (mengandung n kromosom). Bila terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoa, maka terbentuklah zigot yang diploid (mengandung 2n kromosom).
Bila zigot membelah mitosis maka akan tumbuh menghasilkan sel-sel embrio yang semua mengandung 2n kromosom. Setelah menjadi individu dewasa, maka pada alat reproduksi generatif akan terjadi pembelahan meiosis, menghasilkan sel kelamin yang haploid. Dengan cara inilah setiap jenis makhluk hidup secara turun temurun menjaga stabilitas jumlah kromosom pada setiap selnya.
Praktik Gametogenesis Oleh Peneliti yang Berhasil Mengembangkan Sperma In Vitro dengan Stem Cell
Sebanyak 15% dari populasi dunia mengalami infertilitas (kemandulan), dari beberapa orang tersebut mengalami kegagalan pada proses gametogenesis yakni, pembentukan sel gamet. Pembentukan sel gamet secara in vitro merupakan salah satu jalan untuk mengatasi masalah ini.
Pada akhirnya peneliti Cina dapat mengembangkan sperma fungsional yang dikembangkan di luar tubuh yang berasal dari sperma tikus. Pertama mereka menstimulasi stem sel embrionik pada tikus agar dapat melakukan pembelahan meiosis dengan cara mengelilingi stem sel embrionik dengan jaringan tikus yang secara genetis menghasilkan senyawa testicular retinoid acid dalam jumlah besar yang dapat menstimulus spermatogenesis.
Pada penelitian ini juga terdapat penambahan hormon testosteron, FSH (folikel stimulating hormon) dan bovine pituitary extract (hormon pertumbuhan sel). Sel sperma hasil penelitian ini difertilisasikan dengan sel telur betina dan menghasilkan embrio yang sehat hingga menjadi tikus dewasa yang siap menghasilkan keturunan kembali.
Penelitian ini menjadi awalan untuk solusi infertilitas pada manusia khususnya pria.
Nah, itulah penjelasan mengenai gametogenesis. Sudah paham ya sobat KelasBio? Kita bahas apa lagi nih untuk artikel berikutnya? Sharing di kolom komentar yaa!
Leave a Reply