Sistem Koordinasi Tubuh Manusia kali ini akan membahas tentang sistem saraf, indra, dan hormon. Bagaimana mereka bekerja? Yuk simak selengkapnya di artikel berikut.
Teman Bio, masing-masing dari kita tentu pernah mengalami bagian tubuh yang bergerak bersamaan. Contohnya ketika sedang mengetik, ada tangan yang bergerak di atas keyboard dan mata yang mengamati layar monitor. Belum lagi kalau diajak berbicara, membuktikan bahwa anggota tubuh bisa bergerak bersamaan yang merupakan kesatuan sistem koordinasi.
Secara mudahnya, sistem koordinasi pada manusia adalah sebuah sistem yang mengatur kinerja organ-organ di dalam tubuh. Agar setiap organ di dalam tubuh ini bisa saling mendukung supaya tubuh mampu menjalankan fungsinya, dibutuhkan sistem koordinasi. Sehingga bisa disimpulkan jika tak ada sistem koordinasi, tak mungkin manusia bisa beraktivitas.
Karena berperan dalam aktivitas yang melibatkan banyak organ, sistem koordinasi terdiri dari tiga sistem utama di tubuh manusia. Ketiga sistem itu adalah sistem saraf, sistem hormon dan sistem indera. Seperti apa? Kami akan mengulasnya satu-persatu.
Macam Sistem Koordinasi Tubuh Manusia
1. Sistem Koordinasi Saraf
Tubuh bergerak melalui tulang dan otot. Tanpa otot, tulang yang merupakan alat gerak pasif ini tak mungkin bisa bergerak sendiri. Lantas bagaimana otot bisa melakukan gerakan? Rupanya menerima respon dari saraf. Untuk itulah sistem saraf merupakan salah satu komponen penting dalam sistem koordinasi tubuh manusia.
Sistem saraf berfungsi menerima, mengolah sekaligus meneruskan rangsangan yang diterima reseptor (alat indera) ke efektor (otot dan kelenjar). Sistem saraf sendiri terdiri atas sejumlah sel saraf (neuron) yang tidak bisa diganti jika sudah mati. Jika dilihat berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi dua jenis yakni neuron sensorik dan neuron motorik.
- Neuron Sensorik: Sel saraf dengan badan sel bergerombol membentuk ganglia, akson yang pendek dan dendrit panjang. Strukturnya ini membuat neuron sensorik berperan menghantarkan impuls saraf dari alat indera ke otak atau sumsum tulang belakang.
- Neuron Motorik: Kebalikan dari neuron sensorik, sel saraf ini punya dendrit yang pendek dan akson panjang. Dimana dendrit neuron motorik terkait dengan akson lain, sementara aksonnya terhubung dengan efektor. Neuron motorik berperan membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang ke efektor.
Pada tubuh manusia sendiri, terdapat dua macam sistem saraf yakni sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta sistem saraf tepi (perifer). Seperti namanya, sistem saraf pusat bertugas mengatur serta mengendalikan seluruh kinerja tubuh. Sementara perifer adalah lanjutan neuron yang membawa impuls saraf dari dan ke sistem saraf pusat.
2. Sistem Koordinasi Indera
Seperti yang dijelaskan di atas, reseptor adalah ’ujung’ dari tubuh manusia yang menerima rangsangan. Karena itulah reseptor alias alat indera ini merupakan bagian dari sistem koordinasi. Setidaknya ada lima alat indera yang dimiliki manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, pembau, pengecap dan peraba.
Di dalam setiap organ alat indera, ada ujung saraf yang sangat peka. Setiap kali reseptor menerima rangsangan, informasi akan disalurkan lewat neuron ke otak dalam waktu luar biasa cepat.
3. Sistem Koordinasi Hormon
Inilah komponen terakhir dalam sistem koordinasi tubuh manusia yakni sistem hormon alias endokrin. Endokrin sendiri berfungsi mengatur hormon yang memang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya seperti mengatur suhu tubuh, siklus menstruasi, pernapasan hingga perasaan yang pastinya akan berpengaruh dalam kegiatan sehari-hari.
Tentunya ketika salah satu dari sistem koordinasi ini mengalami masalah, manusia bisa saja tidak mampu melakukan kegiatan secara bersamaan. Karena itu jika Teman Bio ingin jadi pribadi yang multitasking, wajib menjaga kesehatan sistem koordinasi tubuh.
Baca juga materi sebelumnya di sini ya
Leave a Reply