Hukum Mendel 2, Hukum Pengelompokan Secara Bebas

Hukum Mendel 2, Hukum Pengelompokan Secara Bebas

Hukum Mendel 2 ini dikenal juga sebagai the law of independent assortment (hukum kebebasan untuk memilih atau hukum pengelompokan secara bebas).

Dalam Hukum Mendel 2 dinyatakan bahwa : pada saat pembentukan sel gamet, beberapa alel yang berbeda yang berada pada kromosom yang bukan homolognya akan berpasangan atau mengelompok secara bebas.

Hukum pengelompokan secara bebas tersebut dapat dijelaskan dengan persilangan lebih dari satu sifat beda, seperti dihibrid, tihibrid dan seterusnya.

Hukum Pengelompokan Secara Bebas

Berdasarkan berbagai hasil penyelidikan, ternyata tidak semua gen maupun kromosom bersifat tetap. Namun ada juga yang mengalami perubahan atau penyimpangan. Pola hereditas yang dikemukakan Sutton tersebut merupakan penegasan terhadap hukum Mendel.

Berdasarkan hasil penelitian Mendel, pada persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid), rasio fenotipe F2 adalah 1:2:1 jika kasusnya intermediate. Lalu 3:1 jika kasusnya dominan penuh.

Pada persilangan dihibrid, fenotipe F2 terdiri atas empat macam, dengan rasio 9:3:3:1. Perbandingan tersebut bersifat umum dan akan selalu demikian apabila setiap gen memiliki kebebasan memilih pasangan untuk menumbuhkan karakter.

Hukum Mendel II

A. Persilangan Dihibrid

Persilangan dihibrid adalah persilangan yang melibatkan dua sifat berbeda sekaligus. Dalam persilangan yang menyangkut dua atau lebih pasangan sifat beda maka pewarisan masing-masing pasangan sifat tersebut adalah bebas sendiri-sendiri (masing-masing tidak tergantung satu sama lain).

Contohnya persilangan antara ercis yang melibatkan sifat bentuk biji dan warna kulit biji. Tanaman ercis memiliki bentuk biji bulat dan berwarna biji kuning, dengan tanaman ercis berkulit biji keriput dan berwarna hijau.

Parental (P) terdiri dari tanaman ercis berbiji bentuk bulat warna kulitnya kuning (RRYY). Lalu disilangkan dengan kacang ercis berbiji bentuk keriput warma hijau (rryy). Keduanya merupakan individu galur murni atau homozigot.

Bila individu F1 membelah meiosis saat gametogenesis masing-masing induk jantan dan betina akan menghasilkan empat macam gamet, yaitu RY, Ry, rY, dan ry.

Namun mengapa dihasilkan empat macam sel gamet?

Gen yang tersusun atas alel Rr berpisah menghasilkan R dan r. Selanjutnya alel ini berpasangan atau mengelompok secara bebas dengan alel Y dan y. Nah hasil pemisahan gen yang tersusun atas alel Yy, sehingga dihasilkanlah empat macam gamet yaitu RY, Ry, rY dan ry. Turunan pertama F1 terdiri atas 100% tanaman ercis berbiji bentuk bulat warna kuning bergenotipe RrYy atau 100% heterozigot.

Turunan kedua F2 hasil persilangan antara sesama kacang ercis F1 terdiri atas tanaman ercis berbiji bentuk bulat-warna kulit biji kuning: berbiji bentuk bulat warna kulit hijau : berbiji bentuk keriput warna kulit kuning : dan berbiji bentuk keriput warna kulit biji hijau dengan rasio 9:3:3:1.

B. Persilangan Trihibrid

Persilangan trihibrid adalah persilangan dengan melibatkan tiga sifat berbeda. Misalnya ercis berbiji bulat (BB), berwarna kuning (KK), dan berbunga di ketiak daun (LL). Disilangkan dengan ercis berbiji keriput (bb) berwarna hijau (kk) dan berbunga di ujung (ll). Bagaimana macam ganer yang dihasilkan turunan pertama?

Bagaimana macam genotipe dan fenotipe F2?

Seperti ini contohnya :

P           : BBKKLL x bbkkll

Gamet : BKL x bkl

F1         : BbKkLl (biji bulat, warna kuning, bunga di ketiak)

Gamet F1 : BKL, BKl, BkL, Bkl, bKL, bKl, bkL, bkl = 8 macam.

Lalu coba pasangkan gamet jantan dan gamet betina. Kemudian kelompokkan macam genotipe dan macam fenotipe hasil persilangan trihibrid tersebut. Bagaimana rasio fenotipe dan genotipe turunan F2?

Hukum Mendel II

Hasil yang didapatkan sebagai berikut :

a. Dalam gametogenesis F1 akan menghasilkan 8 macam gamet.

b. Jumlah macam kombinasi F2 = 8×8 macam = 64 macam yang terdiri atas 27 macam genotipe dan 8 macam fenotipe.

Apabila diperhatikan dengan seksama, uraian hukum Mendel I dan II tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda pada persilangan dengan jumlah (macam gamet, jumlah macam genotipe, dan rasio fenotipe) F2.

Pada artikel selanjutnya nanti akan kita bahas tentang Cara Menghitung Jumlah Macam Gamet.

Semoga penjelasan tentang Hukum Mendel 2 tersebut di atas bisa dipahami dengan baik ya!

 

 

admin

Hello, yuk belajar Biologi bersama kami!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *